Krisis global dan bencana tsunami yang melanda jepang tahun lalu benar-benar membuat Dorna harus berpikir ekstra keras untuk membuat gelaran motoGP tetap meriah. Diawali dengan mundurnya Suzuki yang semakin membuat Dorna kebakaran rambut. Praktis hanya 3 pabrikan yang akan bertarung, yaitu Honda, Yamaha, dan Ducati.
Kebijakan CRT memang sedikit bertentangan dengan konsep motoGP selama ini, yaitu selalu menggunakan motor prototype. Namun ini dilakukan untuk menarik tim-tim kecil dan privater untuk meramaikan sirkus motoGP. Dalam aturan CRT, boleh menggunakan motor pabrikan massal yang dimodifikasi habis-habisan dengan menggunakan sasis prototype untuk digunakan di kelas motoGP. Hal ini dimaksudkan agar menghemat biaya tanpa melakukan banyak ujicoba pembuatan mesin dan komponennya seperti motor prototype. Team CRT hanya perlu melakukan ubahan pada mesin yang sudah ada.
Casey Stoner memang tidak terlalu suka dengan mesin CRT. Bahkan Jeremy Burges juga kurang sependapat dengan rencana Dorna yang akan mencederai konsep motoGP selama ini. Namun Rossi lebih bijaksana dengan keadaan seperti sekarang ini. Dia tidak menolak jika harus membalap dengan mesin CRT mengingat juga Ducati tetap mengalami problem disana-sini.
Kebijakan Dorna memang perlu kita maklumi bersama. Semakin tuanya Velenntio Rossi yang terancam mundur juga ditakutkan akan semakin membuat motoGP sepi. Karena Rossi adalah legenda hidup motoGP yang saat ini masih membalap.
Selama ini, motoGP menjual mimpi. Ya, mimpi untuk seluruh pembalap di jagat raya ini untuk mengendarai motor prototype motoGP. Inilah yang membedakan dengan balapan lain termasuk Superbike. Namun dengan peraturan CRT, apa bedanya seperti mengadu MotoGP dan Superbike???
Sumber:detik.com Kebijakan CRT memang sedikit bertentangan dengan konsep motoGP selama ini, yaitu selalu menggunakan motor prototype. Namun ini dilakukan untuk menarik tim-tim kecil dan privater untuk meramaikan sirkus motoGP. Dalam aturan CRT, boleh menggunakan motor pabrikan massal yang dimodifikasi habis-habisan dengan menggunakan sasis prototype untuk digunakan di kelas motoGP. Hal ini dimaksudkan agar menghemat biaya tanpa melakukan banyak ujicoba pembuatan mesin dan komponennya seperti motor prototype. Team CRT hanya perlu melakukan ubahan pada mesin yang sudah ada.
Casey Stoner memang tidak terlalu suka dengan mesin CRT. Bahkan Jeremy Burges juga kurang sependapat dengan rencana Dorna yang akan mencederai konsep motoGP selama ini. Namun Rossi lebih bijaksana dengan keadaan seperti sekarang ini. Dia tidak menolak jika harus membalap dengan mesin CRT mengingat juga Ducati tetap mengalami problem disana-sini.
Kebijakan Dorna memang perlu kita maklumi bersama. Semakin tuanya Velenntio Rossi yang terancam mundur juga ditakutkan akan semakin membuat motoGP sepi. Karena Rossi adalah legenda hidup motoGP yang saat ini masih membalap.
Selama ini, motoGP menjual mimpi. Ya, mimpi untuk seluruh pembalap di jagat raya ini untuk mengendarai motor prototype motoGP. Inilah yang membedakan dengan balapan lain termasuk Superbike. Namun dengan peraturan CRT, apa bedanya seperti mengadu MotoGP dan Superbike???
0 comments:
Post a Comment